
walknesia.id – Konflik antara Rusia dan Ukraina terus memanas, dengan serangan drone menjadi salah satu taktik utama yang digunakan oleh Ukraina untuk melemahkan pertahanan Rusia. Baru-baru ini, Ukraina melancarkan serangkaian serangan drone yang berhasil menembus sistem pertahanan udara Rusia, menghancurkan beberapa infrastruktur penting. Sementara itu, Rusia menanggapi dengan propaganda mengenai kekuatan rudal balistiknya, yang diduga melibatkan kerja sama dengan Korea Utara.
Serangan Drone Ukraina yang Mengguncang Rusia
Dalam beberapa hari terakhir, Ukraina telah meningkatkan intensitas serangan drone ke wilayah Rusia. Menurut laporan dari El País, serangan ini menargetkan infrastruktur energi, industri pertahanan, dan sasaran militer lainnya. Refinery di wilayah Yaroslavl dan Volgograd menjadi sasaran, menyebabkan kebakaran hebat dan kerusakan signifikan. Selain itu, depot minyak di Kstovo juga diserang, menambah daftar panjang kerugian yang dialami Rusia akibat serangan ini.
Menariknya, sekitar 90% drone yang digunakan oleh Ukraina adalah produksi dalam negeri, seperti model Beaver, UJ-22, dan Liutii, yang mampu mencapai target hingga jarak 2.000 kilometer. Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk melemahkan kekuatan militer Rusia tetapi juga untuk menunjukkan kerentanan Rusia, dengan harapan mendorong Presiden Vladimir Putin menuju meja perundingan untuk mengakhiri konflik.
Respons Rusia: Propaganda Rudal Balistik dan Keterlibatan Korea Utara
Sebagai tanggapan atas serangan drone yang semakin intensif, Rusia mengklaim telah berhasil mencegat dan menghancurkan sejumlah besar drone Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa mereka telah menembak jatuh 121 drone yang menyerang Moskow dan sekitarnya, menunjukkan kemampuan pertahanan udara mereka.
Namun, di balik klaim tersebut, Rusia juga meningkatkan propaganda mengenai kekuatan rudal balistiknya. Ada indikasi bahwa Rusia mungkin meluncurkan rudal balistik Iskander ke Ukraina, yang disebut-sebut sebagai bagian dari upaya propaganda untuk menunjukkan dominasi militer mereka.
Lebih lanjut, terdapat spekulasi mengenai keterlibatan Korea Utara dalam mendukung program rudal balistik Rusia. Korea Utara dikenal sering memamerkan kekuatan rudal balistiknya melalui berbagai media propaganda. Misalnya, mereka pernah merilis poster propaganda yang menampilkan rudal balistik berhulu ledak nuklir, menunjukkan ambisi dan kemampuan militer mereka.
Analisis dan Implikasi
Serangan drone oleh Ukraina menunjukkan adaptasi strategi militer yang efektif dalam menghadapi kekuatan militer Rusia yang lebih besar. Dengan memanfaatkan teknologi drone yang canggih dan produksi dalam negeri, Ukraina mampu menargetkan infrastruktur penting Rusia, memberikan tekanan signifikan pada Moskow.
Di sisi lain, respons Rusia yang menekankan pada propaganda rudal balistik dan kemungkinan kerja sama dengan Korea Utara menunjukkan upaya untuk mempertahankan citra kekuatan militer mereka. Namun, pendekatan ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas dan keandalan sistem pertahanan udara Rusia dalam menghadapi ancaman modern seperti serangan drone.
Kesimpulan
Konflik antara Rusia dan Ukraina terus berkembang dengan dinamika baru, termasuk penggunaan drone dan propaganda rudal balistik. Sementara Ukraina berhasil menembus pertahanan Rusia melalui serangan drone yang efektif, Rusia berusaha mempertahankan dominasinya melalui propaganda dan kemungkinan kerja sama dengan Korea Utara. Perkembangan ini menunjukkan kompleksitas konflik yang terus berlangsung dan pentingnya pemahaman mendalam mengenai strategi dan taktik yang digunakan oleh kedua belah pihak.