walknesia.id – Pelatih Australia, Patrick Kluivert, membuat keputusan menarik dalam laga melawan Timnas Indonesia dengan menerapkan skema tiga bek. Formasi ini tidak biasa digunakan oleh Australia dalam beberapa pertandingan terakhir, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan mengenai alasan di balik strategi tersebut.
Menyesuaikan dengan Gaya Bermain Indonesia
Timnas Indonesia dikenal memiliki kecepatan dalam serangan balik, terutama melalui pemain sayap seperti Egy Maulana Vikri dan Rafael Struick. Dengan menggunakan tiga bek, Kluivert ingin memberikan stabilitas lebih pada lini pertahanan agar lebih siap dalam menghadapi serangan cepat dari skuad Garuda.
Selain itu, sistem ini juga memungkinkan dua bek sayap Australia untuk lebih aktif membantu serangan tanpa meninggalkan terlalu banyak celah di lini belakang.
Meningkatkan Kontrol di Lini Tengah
Salah satu alasan utama penerapan skema ini adalah untuk memastikan dominasi di lini tengah. Dengan tiga bek, Australia bisa memainkan lebih banyak gelandang guna menekan lawan dan mendikte jalannya pertandingan. Taktik ini terbukti efektif, karena Indonesia kesulitan membangun serangan dan lebih sering berada dalam posisi bertahan.
Dominasi lini tengah yang lebih kuat juga membuat Australia mampu menciptakan peluang dengan lebih mudah, yang berkontribusi pada hasil akhir yang menguntungkan mereka.
Persiapan untuk Kompetisi Mendatang
Selain menyesuaikan strategi melawan Indonesia, keputusan ini juga bisa menjadi bagian dari eksperimen taktik yang dilakukan Kluivert untuk menghadapi lawan-lawan yang lebih kuat di kompetisi mendatang. Dengan mencoba berbagai formasi di laga uji coba, Australia bisa lebih fleksibel dalam menerapkan strategi di turnamen besar.
Bagi Indonesia, pertandingan ini menjadi pelajaran penting dalam menghadapi tim dengan pertahanan yang lebih rapat dan strategi yang lebih dinamis. Shin Tae-yong tentu perlu melakukan evaluasi untuk menemukan cara agar timnya bisa lebih efektif dalam menghadapi skema seperti ini di masa depan.
